MENGGAPAI FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA
Apa itu Filsafat Pendidikan Matematika? Apa saja yang akan dipelajari dalam Filsafat Pendidikan Matematika? Untuk apa kita mempelajarinya? Dan sebagainya. Itulah beberapa pertanyaan yang akan muncul dalam pikiran kita sebagai mahasiswa jurusan pendidikan matematika saat pertama mengambil mata kuliah filsafat matematika. Untuk memahaminya akan dijelaskan dalam uraian dibawah ini.
Filsafat Pendidikan Matematika terbentuk dari 3 suku kata yaitu Filsafat, Pendidikan, dan Matematika. Filsafat sendiri dapat diartikan sebagai olah pikir manusia (Dr. Marsigit). Artinya apapun yang manusia pikirkan dalam hidupnya yang dungkapkan ataupun tidak dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut sedang berfilsafat. Setiap orang bebas berfilsafat karena tidak ada batasan ataupun aturan dalam berfilsafat. Selain itu dalam berfilsafat seseorang tidak pernah salah karena filsafat hanyalah olah bahasa dan olah pikir manusia (Dr. Marsigit).
Sedangkan Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha kongkrit yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan atau ilmu yang bermanfat untuk kehidupannya guna mendapatkan masa depan yang cerah. Setiap orang membutuhkan pendidikan baik itu pendidikan formal ataupun non formal. Pendidikan diberikan sejak kecil hingga tua. Dalam setiap perjalanan hidup manusia merupakan proses pendidikan yang berkelanjutan. Oleh karena itu erat hubungannya penddikan dengan manusia, dimana dengan adanya pendidikan tersebut maka kehidupan seseorang pasti akan lebih sempurna.
Selanjutnya Matematika dapat diartikan sebagai ilmu tentang logika, bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan yang banyak yang terbagi, dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometr (Suherman). Matematika mempunyai ide-ide yang diberi simbol sehingga konsep matematika hars dipakai terlebih dahulu ebelum memanipolasi simbol itu, dengan penguasaan konsep terlebih dahulu, maka seseorang akan lebih cepat beradaptasi bila dihadapkan dengan masalah baru.
Dari ketiga definisi diatas, Filsafat pendidikan merupakan bagian dari filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji tentang pendidikan. Artinya filsafat pendidikan merupakan suatu olah bahasa atau olah pikir manusia dalam usahanya untuk mendapatkan pendidikan atau pengetahuan yang bermanfaat guna kehidupan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Selain itu filsafat pendidikan dapat mengkonsentrasikan pada proses pendidikan, dapat pula pada ilmu pendidikan. Sedangan Filsafat Matematika adalah segala pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan matematika, serta hubungan Matematika dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat matematika adalah cabang filsafat yang merupakan studi sistematis mengenai sifat alami dari matematika, khususnya dari metode-metodenya, konsep¬-konsep, serta letaknya dalam kerangka umum dari bidang-bidang intelektual atau analisa yang netral secara etis dan fil¬safati, pemaparan, dan penjelasan mengenai landasan mate¬matika. Ada tiga landasan dalam mempelajari filsafat tak terkecuali filsafat matematika yaitu: 1) Ontologi matematika 2) Epistemologi matematika 3) Aksiologi matematika.
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Filsafat Pendidikan Matematika merupakan bagian filsafat pendidikan yang mengkaji masalah matematka. Artinya segala macam proses pembelajaran yang ada dalam pendidikan matematika dipelajari juga dalam filsafat pendidikan matematika. Oleh karena itu mahasiswa jurusan pendidikan matematika perlu mempelajari filsfat pendidikan matematika sangat banyak manfaat yang dapat kita ambil setelah mempelajarinya..
Pertanyaan kedua yang muncul yaitu, apa saja yang harus dipelajar dalam filsfat pendidikan matematika? Karena filsafat penddikan matematika berkaitan kusus dengan dunia pendidikan maka dalam filsafat pendidikan matematika mempersoalkan permasalahan-permasalahan pendidikan matematika sebagai berikut:
1. Sifat-sifat dasar matematika
2. Sejarah matematika
3. Psikologi belajar matematika
4. Teori mengajar matematika
5. Psikologis anak dalam kaitannya dengan pertumbuhan konsep matematis
6. Pengembangan kurikulum matematika sekolah
7. Penerapan kurikulum matematika di sekolah
Selanjutnya untuk apa seseorang khususnya mahasiswa jurusan pendidikan matematika harus mempelajari filsafat pendidikan matematika? Awalnya, seseorang khususnya seorang mahasiswa jurusan pendidikan matematika strata 1 berfikir dan bertanya-tanya dalam hati mengapa perlu mempelajari filsafat pendidikan matematika ? pada kenyataanya nanti setelah lulus da akan menjadi seorang guru baik itu guru SMP ataupun SMA dan yang sederajat. Dan ketika menjadi guru yang diajarkan adalah pelajaran matematika yang tidak ada hubungannya dengan filsafat. Tetapi anggapan demikian itu adalah salah besar, karena antara pendidikan matematika dan filsafat mempunyai hubungan yang saling melengkapi. Dalam filsafat pendidikan matematika dipelajari juga tetang psikologi belajar matematika, teori mengajar matematika, pengembangan kurikulim dan penerapan kurkuum matematika disekolah, dan sebagainya. Yang semuanya itu sangat bermanfaat bagi kita dan menambah modal bagi proses pembelajaran disekolah nantinya.
Adapun manfaat mempelajar filsafat matematika antara lain:
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang sejarah matematika, penemuan-penemuan matematika.
2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita dalam berolah kata karena filsafat merupakan olah bahasa atau olah pikir. Sehingga mempenambah kemampuan kita dalam berbicara( mengajar) sehingga anak dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diajarkan.
3. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita bagaimana cara mengajar yang baik, dengan mengetahui metode-metode yang cocok dalam proses pembelajaran dalam berbagai kondisi tertentu.
4. Dapat memambah pengetahuan dan wawasan kita dalam mengembangkan kurikulum matematika disekolah dengan kita membuat inovasi pendidikan dalam proses belajar mengajar.
5. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita untuk lebih mengetahui karakter peserta didik dalam proses pembelajaran.
6. Dapat memambah pengetahuan dan wawasan kita untuk lebih kreatif sehingga terjadi perubahan-perubahan yang lebih baik bagi proses pembelajaran matematika sehingga akan memjadikan pembelajaran yang menarik.
7. Dan seterusnya
Dari sedikit penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan matematika merupakan mata kuliah yang wajib kita pelajari yang akan sangat bermanfaat bagi kita sebagai calon guru matematika yang akan diterapkan ketika kita sudah mulai mengajar matematika disekolah nantinya.
Minggu, 07 Juni 2009
Tugas Akhir Filsafat Matematika
ELEGI DAN JARGON MENURUT PERSPEKTIF (pribadi)
Elegi, sebuah kata yang asing ditelinga kita.lalu sebenarnya apa itu elegi? bagaimana bentuknya? Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui apa itu elegi. Elegi menurut arti bahasa adalah nyanyian yang mencerminkan (bernafaskan) suka duka/ kesedihan (kamus bahasa indonesia). Elegi juga dapat diartikan sebagai wadah untuk menuangkan segala macam olah pikir manusia dalam katanya dengan ilmu pengetahuan. Dalam kaitannya dengan pendidikan elegi dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Elegi dapat berupa suatu cerita yang tentunya dikaitkan dengan pelajaran tertentu sehingga dengan adanya elegi ini sebagai media pembelajaran diharapkan akan lebih bisa diterima dan dipahami. Elegi juga dapat berbentuk suatu tanya jawab antara beberapa subjek dimana subjek tersebut dapat mewakili seua petanyaan dan jawaban yang diharapkan (sesuai tema dan tujuan pembelajaran). Selain itu elegi juga dapat berupa curahan hati penulis dalam hal apapun tidak terkecuali untuk ilmu pengtahuan umum yang nantinya dharapkan dapat bermanfaat bagi semua orang. Selanjutnya elegi dapat berupa seuntai doa yang penulis panjatkan kepada Allah SWT sebagai rasa ucapan rasa syukur atas rahmat yang telah diterimanya. Dan masih banyak bentuk lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa elegi merupakan wadah dan alat pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi proses pembelajaran karena dengan bahasa yang sederhana dalam elegi tersebut diharapkan orang lebih bisa memahami dengan tepat isi dari suatu elegi.
Setelah mengetahui apa itu elegi, ada satu kata lagi yang tidak biasa terdengar ditelinga kita dalam kehidupan sehari-hari yaitu Jargon. Jargon menurut arti bahasa adalah kosa kata yang dipakai khusus di bidang kehidupan tertentu (kamus bahasa indonesia). Jargon juga dapat diartikan sebagai bahasa yang kacau (Dr. Marsigit). Bentuk jargon hampir sama dengan elegi tetapi perbedaannya hanya pada bahasa yang digunakan. Dalam elegi bahasa yang digunakan bahasa lebih sederhana dibandingkan bahasa yang digunkan dalam jargon sehingga elegi dapat lebih mudah dipahami di bandingkan jargon. Bahasa dalam jargon banyak mengalami pengulangan. Hal ini bertujuan untu lebh menekankan inti permasalahan ang dibahas dalam jargon tersebut. Perbedaaan yang lain dapat dilihat dari isi elegi ataupun jargon. Isi jargon memuat hal-hal yang bersifat lebih umum dibandingkan dengan isi elegi. Sehingga cakupan permasalahan yang dapat dibahas dalam suatu jargon akan lebih luas tentunya. Dari sedikit penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jargon adalah bahasa yang kacau, dan bahasa yang kacau itu disebabkan oleh berbagai kekacauan yang timbul dalam kehidupan kita sehari-hari.
Itulah sedikit pemaparan yang mungkin dapat membantu dalam memahami apa itu elegi dan jargon, perbedaan dan persamaan elegi dan jargon. Serta manfaat yang dapat diperoleh dari elegi dan jargon tersebut.dengan demikian elegi dan jargon keduanya dapat digunakan sebagai pembelajaran yang menarik yang diharapkan lebih membantu dalam proses belajar mengajar
Elegi, sebuah kata yang asing ditelinga kita.lalu sebenarnya apa itu elegi? bagaimana bentuknya? Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui apa itu elegi. Elegi menurut arti bahasa adalah nyanyian yang mencerminkan (bernafaskan) suka duka/ kesedihan (kamus bahasa indonesia). Elegi juga dapat diartikan sebagai wadah untuk menuangkan segala macam olah pikir manusia dalam katanya dengan ilmu pengetahuan. Dalam kaitannya dengan pendidikan elegi dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Elegi dapat berupa suatu cerita yang tentunya dikaitkan dengan pelajaran tertentu sehingga dengan adanya elegi ini sebagai media pembelajaran diharapkan akan lebih bisa diterima dan dipahami. Elegi juga dapat berbentuk suatu tanya jawab antara beberapa subjek dimana subjek tersebut dapat mewakili seua petanyaan dan jawaban yang diharapkan (sesuai tema dan tujuan pembelajaran). Selain itu elegi juga dapat berupa curahan hati penulis dalam hal apapun tidak terkecuali untuk ilmu pengtahuan umum yang nantinya dharapkan dapat bermanfaat bagi semua orang. Selanjutnya elegi dapat berupa seuntai doa yang penulis panjatkan kepada Allah SWT sebagai rasa ucapan rasa syukur atas rahmat yang telah diterimanya. Dan masih banyak bentuk lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa elegi merupakan wadah dan alat pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi proses pembelajaran karena dengan bahasa yang sederhana dalam elegi tersebut diharapkan orang lebih bisa memahami dengan tepat isi dari suatu elegi.
Setelah mengetahui apa itu elegi, ada satu kata lagi yang tidak biasa terdengar ditelinga kita dalam kehidupan sehari-hari yaitu Jargon. Jargon menurut arti bahasa adalah kosa kata yang dipakai khusus di bidang kehidupan tertentu (kamus bahasa indonesia). Jargon juga dapat diartikan sebagai bahasa yang kacau (Dr. Marsigit). Bentuk jargon hampir sama dengan elegi tetapi perbedaannya hanya pada bahasa yang digunakan. Dalam elegi bahasa yang digunakan bahasa lebih sederhana dibandingkan bahasa yang digunkan dalam jargon sehingga elegi dapat lebih mudah dipahami di bandingkan jargon. Bahasa dalam jargon banyak mengalami pengulangan. Hal ini bertujuan untu lebh menekankan inti permasalahan ang dibahas dalam jargon tersebut. Perbedaaan yang lain dapat dilihat dari isi elegi ataupun jargon. Isi jargon memuat hal-hal yang bersifat lebih umum dibandingkan dengan isi elegi. Sehingga cakupan permasalahan yang dapat dibahas dalam suatu jargon akan lebih luas tentunya. Dari sedikit penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jargon adalah bahasa yang kacau, dan bahasa yang kacau itu disebabkan oleh berbagai kekacauan yang timbul dalam kehidupan kita sehari-hari.
Itulah sedikit pemaparan yang mungkin dapat membantu dalam memahami apa itu elegi dan jargon, perbedaan dan persamaan elegi dan jargon. Serta manfaat yang dapat diperoleh dari elegi dan jargon tersebut.dengan demikian elegi dan jargon keduanya dapat digunakan sebagai pembelajaran yang menarik yang diharapkan lebih membantu dalam proses belajar mengajar
Langganan:
Postingan (Atom)