Selasa, 05 Mei 2009

MATEMATIKA SEBAGAI BAHASA

Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang–lambang matematika bersifat ”artifisial” yang abru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa itu matematika hanya merupakan kumpulan rumus–rumus yang mati. Menurut Alfred North Whitehead bahwa yang paling sukar untuk menjelaskan kepada seseorang yang baru belajar mateamtika.
Banyak para pakar matematika, misalnya para pakar yg mendalami filosofi di balik konsep-konsep matematika bersepakat bahwa semua konsep-konsep matematika secara terdapat di dalam pikiran setiap manusia.Jadi yang dipelajari dalam matematika adalah berbagai simbol dan ekspresi untuk mengkomunikasikannya. Inilah sebabnya, banyak pakar mengkelompokkan matematika dalam kelompok bahasa, atau lebih umum lagi dalam kelompok (alat) komunikasi, bukan sains.Dalam pandangan , matematika adalah penelaahan yang didefinisikan secara aksioma dengan menggunakan dan ; ada pula pandangan lain, misalnya yang dibahas dalam .Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikawan sering kali berasal dari , dan sangat umum di , tetapi juga mendefinisikan dan menyelidiki struktur internal dalam matematika itu sendiri, misalnya, untuk menggeneralisasikan teori bagi beberapa sub-bidang, atau alat membantu untuk perhitungan biasa. Akhirnya, banyak matematikawan belajar bidang yang dilakukan mereka untuk sebab estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai bentuk daripada sebagai praktis atau terapan.Matematika tingkat lanjut digunakan sebagai alat untuk mempelajari berbagai fenomena fisik yg kompleks, khususnya berbagai fenomena alam yang teramati, agar struktur, , dan sifat-sifat fenomena bisa didekati atau dinyatakan dalam sebuah bentuk perumusan yg sistematis dan penuh dengan berbagai konvensi, simbol dan notasi. Hasil perumusan yang menggambarkan prilaku atau proses fenomena fisik tersebut biasa disebut dari fenomena.
Bahasa verbal seperti yang telah kita lihat sebelumnya mempunyai beberapa kekeurangan yang sangat mengganggu. Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maak kita berpaling kepada matematika. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa mateamtika adalah bahasa yang berusaha untukmenghilangkan sifat kubur, majemuk, emosional dari baahsa verbal. Lambang-lambang matematika dibuat secara artifisal dan individual yang merupakan perjanjian yang berlaku khusus untuk masalah yang sedang kita kaji. Sebuah objek yang sedang kita telaah dapat kita lambangkan dengan apa saja sesuai dengan perjajian kita. Secara ini maka pernyataan matematika mempunyai sifat ayng jelas, spesifik, dan informatif dengan tidak menimbulkan konotasi yang bersifat emosional.

Sumber:
s.surisumantri, Jujun. 2007. ”Filsafat Ilmu”. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar