Rabu, 01 April 2009

PARADOKS

Paradoks adalah suatu situasi yang timbul dari sejumlah premis yang diakui kebenarannya yang bertolak dari suatu pernyataan dan akan tiba pada suatu konflik atau kontradiksi.
Paradoks juga dinamakan antinomi karena melanggar hukum kontradiksi principium contradictionis (law of contradiction). Paradoks yang tertua dan sangat terkenal adalah paradox pembohong (liar paradox).
Sebuah 'paradoks adalah sebuah pernyataan yang betul atau sekelompok pernyataan yang menuju ke sebuah kontradiksi atau ke sebuah situasi yang berlawanan dengan intuisi. Biasanya, baik pernyataan dalam pertanyaan tidak termasuk kontradiksi, hasil yang membingungkan bukan sebuah kontradiksi, atau "premis"nya tidak sepenuhnya betul (atau, tidak dapat semuanya betul). Pengenalan ambiguitas, equivocation, dan perkiraan yang tak diutarakan di paradoks yang dikenal sering kali menuju ke peningkatan dalam sains, filsafat, dan matematika.
Kata paradoks seringkali digunakan dengan kontradiksi, tetapi sebuah kontradiksi oleh definisi tidak dapat benar, banyak paradoks dapat memiliki sebuah jawaban, meskipun banyak yang tetap tak terpecahkan, atau hanya terpecahkan dengan perdebatan (seperti paradoks Curry). Dan juga istilah ini digunakan untuk situasi yang mengejutkan seperti paradoks Ulang Tahun. Ini juga digunakan dalam ekonomi, di mana sebuah paradoks adalah sebuah hasil tidak intuitif dari teori ekonomi.
Etimologi paradoks dapat ditelusuri kembali ke Renaissance. Bentuk awal dari kata ini muncul dalam bahasa Latin paradoxum dan berhubungan dengan bahasa Yunani paradoxon. Kata ini terdiri dari preposisi para yang berarti "dengan cara", atau "menurut" digabungkan dengan nama benda doxa, yang berarti "apa yang diterima". Bandingkan dengan ortodoks (secara harafiah "pengajaran langsung") dan heterodoks (secara harafiah "ajaran berbeda"). Paradoks pembohong dan paradoks lainnya dipelajari dalam jaman pertengahan di bawah insolubilia.
Tema umum dalam paradoks termasuk referensi-sendiri yang langsung dan tak langsung, tak terhingga, definisi berputar, dan tingkatan alasan yang membingungkan. Paradoks yang tidak berdasarkan dalam sebuah "error" tersembunyi biasanya terjadi di pinggiran konteks atau bahasa, dan membutuhkan pengembangan konteks (atau bahasa) untuk menghilangkan kualitas paradoks mereka.
Dalam filosofi moral, paradoks memainkan peranan pusat dalam debat tentang etik. Misalnya, peringatan etis untuk "mencintai tetangga anda" adalah tidak hanya kontras dengan, tetapi berkontradiksi kepada tetangga bersenjata yang giat mencoba membunuh anda: bila dia berhasil, anda tidak akan berhasil untuk mencintainya. Tetapi untuk menyerang mereka terlebih dahulu atau menahan mereka biasanya tidak dimengerti sebagai tindakan cinta. Ini dapat disebut sebagai dilema etik.
Manusia itu makhluk paradoksal. Hidupnya penuh dengan paradoks-paradoks; hal-hal yang kontradiktif, baik di dalam dirinya sendiri maupun dalam relasi dengan sesama manusia atau dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Paradoks-paradoks itu terjadi di jagad gedhe (makrokosmos) dan jagad cilik (mikrokosmos), bahkan dalam hubungan antarkeduanya. Selalu ada dua realitas dalam kondisi yang kontradiktif tetapi saling melengkapi. Siang-malam, perempuan-laki-laki, baik-buruk, hidup-mati, kasar-lembut, keras-lunak, pemenang-pecundang, dan seterusnya.
Dua realitas itu sudah ada sejak dulu kala. Bukan hanya sejak John Naisbitt menulis Global Paradox, Samuel Huntington menulis Clash of Civilization, Francis Fukuyama menulis The End of History, atau sejak Thomas L Friedman menulis The World is Flat. Paradoks itu sunatullah.
Menurut kamus filsafat, paradox dalam bahasa Inggris berasal dari kata Yunani para (bertentangan dengan) dan doxa (opini). Jadi, bertentangan dengan opini yang diterima. Paradoks mengacu kepada sesuatu yang nampaknya bertentangan dengan akal sehat, atau bersifat kontradiksi.Paradoks tertinggi adalah Paradoks Spiritual.

http://id.wikipedia.org/wiki/Paradoks